Jumat, 20 Februari 2015

Sharing of ...: PENDEKATAN DISKONEKSI DALAM SINTESIS ORGANIK

Sharing of ...: PENDEKATAN DISKONEKSI DALAM SINTESIS ORGANIK: Kimia Organik? Ohh wauu.. sintesis senyawa organik nih penting banget guys, senyawa kimia dalam berbagai bidang kehidupan seperti obat-ob...

PENDEKATAN DISKONEKSI DALAM SINTESIS ORGANIK


Kimia Organik? Ohh wauu.. sintesis senyawa organik nih penting banget guys, senyawa kimia dalam berbagai bidang kehidupan seperti obat-obat yang ada sekarang nggak dibuat gitu aja loh, perlu metode dan perlakuan yang tepat untuk menghasilkan senyawa yang benar. Dan ini butuh proses yang panjaaaaaang.. hehe

Nah, yang gue posting kali ini bukan cara membuat suatu senyawa, tapi pendekatan reaksi yang “mungkin dilakukan” untuk mensintesis suatu senyawa dengan menggunakan Analisis Retrosintesis..

Untuk lebih gampangnya, kita harus berkenalan dulu dengan istilah-istilah dalam analisis retrosintesis. Diskoneksi merupakan suatu operasi analitis yang memutus suatu ikatan dan mengubah senyawa ke dalam material start yang memungkinkan, kebalikan dari reaksi kimia. IGF (Interkonversi Gugus Fungsi) merupakan operasi penggantian suatu gugus fungsi dengan gugus fungsi lain. Sinton merupakan fragmen umum bermuatan hasil diskoneksi atau IGF. Ekuivalen sintetik merupakan reagen yang membawa fungsi sinton, karena sinton tidak terdapat sebagai suatu senyawa.  Molekul Target (MT) merupakan molekul yang akan disintesis.
adalah simbol yang digunakan untuk diskoneksi selain  ∫ (dislokasi)    
simbol ini juga digunakan untuk IGF (dengan tulisan IGF di atasnya)

Perlu diketahui yah, dalam analisis retrosintesis bisa terdapat lebih dari satu cara yang memungkinkan untuk membuat suatu senyawa. Nah, yang digunakan adalah yang memiliki starting material paling memungkinkan (bahannya mudah ditemukan, murah dan tidak berbahaya) serta kondisi reaksi yang mungkin untuk dilakukan.

Pada kesempatan kali ini, gue kasih contoh sederhana, yaitu jika kita ingin mensintesis senyawa (1)
Senyawa (1)    1. 2-sikloheksilpropan-2-ol 

1. Analisis retrosintetik I



Dari analisis retrosintesis di atas diperoleh dua jalur yang memungkinkan ketika dilakukan diskoneksi pada ikatan C-C. Jalur A memberikan sinton yang sulit (tidak mudah mendapatkan ekuivalen sintetik ataupun pereaksi sederhana). Sehingga jalur yang masuk akal adalah jalur B, adapun sintesis dari senyawa (1) adalah sebagai berikut:


2. Analisis retrosintetik II


Analisis retrosintesis di atas juga diperoleh dua jalur yang memungkinkan ketika dilakukan diskoneksi pada ikatan C-C. Jalur C memberikan sinton yang sulit (tidak mudah mendapatkan ekuivalen sintetik ataupun pereaksi sederhana). Sehingga jalur yang masuk akal adalah jalur D, adapun sintesis dari senyawa (1) adalah sebagai berikut:



Berdasarkan kedua analisis retrosintesis tersebut, jalur B dan D memberikan sinton yang sesuai dan memiliki mekanisme yang masuk akal, keduanya jalur memungkinkan untuk membentuk molekul target. Namun, jalur B lebih disukai karena memberikan starting material yang lebih sederhana. Untuk membuat starting material pada jalur D kita harus membuatnya dengan cara yang cukup rumit.

Nah, semoga contoh sederhana ini bisa berguna yah guys, Insya Allah kesempatan berikutnya gue posting lagi contoh lain dan diskoneksi dengan gugus fungsi yang lebih bervariasi.












Kamis, 19 Februari 2015

Kromatografi Kertas

Postingan ini melanjutkan postingan sebelumnya tentang metode pemisahan, kromatografi. 


Salah satu teknik kromatografi yang baik dalam analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa-senyawa yang bersifat polar, misalnya asam-asam amino, gula-gula atau pigmen-pigmen alam adalah dengan menggunakan teknik kromatografi kertas.

Teknik kromatografi kertas diperkenalkan oleh Cosden, Gordon dan Martin (1994), yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. Kertas merupakan selulosa murni yang mempunyai afinitas besar terhadap air atau pelarut polar lainnya. Bila air diadsorbsikan pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis yang akan dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berperan sebagai penyangga dan air bertindak sebagai fase diam yang terserap diantara struktur pori kertas.

Cairan fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut organik dan air, akan mengalir membawa noda cuplikan yang didepositkan pada kertas dengan kecepatan berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan partisi masing-masing komponen diantara fase diam dan fase bergeraknya.

Kertas dipotong memanjang sesuai ukuran bejana yang akan digunakan. Kertas yang dipakai adalah kertas Whatman yang secara komersial tersedia dalam berbagai ukuran dan lembaran. Biasanya dipakai kertas Whatman nomor 1 dengan kecepatan sedang. Tersedia juga kertas selulosa murni, kertas selulosa yang dimodifikasi, kertas asam asetil dan kertas serat kaca. Kertas asam asetil dapat digunakan untuk zat-zat hidrofobik, sedangkan untuk reagen yang korosif dapat digunakan kertas serat kaca. Untuk memilih kertas yang menjadi pertimbangan adalah tingkat kesempurnaan pemisahan, difusifitas pembentukan spot, efek tailing serta laju pergerakan pelarut. Kertas yang akan digunakan harus disimpan dalam ruangan tertutup atau di tempat yang kering jauh dari sumber uap terutama yang mempunyai afinitas tinggi terhadap selulosa. 

Sejumlah cuplikan kurang lebih 1 µl diteteskan dengan menggunakan mikropipet pada jarak 2-3cm dari salah satu ujung kertas yang sudah diberi garis horizontal dengan pensil. Spot atau noda yang terbentuk dikeringkan, lalu kertas dimasukkan ke dalam bejana tertutup yang sudah dijenuhkan dengan pelarut yang sesuai untuk dikembangkan. Penjenuhan dapat dilakukan 24 jam sebelum analisis.

Terdapat tiga metode pengambangan dalam kromatografi kertas, yaitu :

A. Metode Penaikan (Ascending)
Kertas digantungkan sedemikian rupa sehingga bagian bawah kertas tercelup pada pelarut yang terletak didasar bejana. Noda diusahakan tidak sampai tercelupkarena dapat larut dalam pelarut. Pelarut akan naik melalui serat-serat kertas oleh gaya kapiler menggerakkan komponen dengan gaya yang berbeda-beda.

B. Metode Penurunan (Descending)
Kertas digantung dalam bejana dengan ujung dimana aliran mulai bergerak dicelupkan dalam palung kaca yang berisi pelarut. Pelarut bergerak turun membawa komponen melalui gaya kapiler dan gaya gravitasi.

C. Metode Mendatar (Radial)
Metode ini sangat berbeda dari sebelumnya. Biasanya kertas dibentuk bulat yang tengahnya diberi sumbu dari benang atau gulungan kertas. Noda ditempatkan pada pusat kertas kemudian pelarut akan naik melalui sumbu sehingga membasahi kertas untuk kemudian mengembang melingkar membawa komponen yang dipisahkan.

Bila permukaan pelarut telah mengembang atau bergerak pada batas tertentu, maka kertas dikeluarkan dari bejana dan batas permukaan pelarut diberi tanda lalu digeringkan. Jika senyawa yang dipisahkan berwarna akan Nampak sebagai noda yang terpisah. Tetapi jika komponen tidak berwarna, maka dapat diidentifikasi dengan cara fisika dan kimia.


Pada cara fisika noda komponen disinari lampu ultraviolet dengan panjang gelombang 254-370 nm yang akan memberikan flourescensi. Secara kimia noda disemrot dengan pereaksi tertentu, sehingga memberikan warna spesifik. Biasanya untuk mendeteksi assam-asam amino digunakan ninhidrin 0,1 % dalam butanol. Warna akan Nampak merah-ungu sekitar 4 menit setelah dipanaskan. Setelah jarak noda komponen diketahui dan diberi tanda batas maka nilai factor reterdasi dapat dihitung.


Harga Rf dipengaruhi oleh beberapa factor seperti suhu, waktu, pelarut, kertas, sifat larutan, penjenuhan dan ukuran bejana.

Nilai Rf dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif dari senyawa yang tidak diketahui dengan membandingkan terhadap senyawa standar. Bila harga Rf-nya sama , berarti kedua senyawa tersebut identik. Sedangkan untuk analisa kuantitatif, komponen-komponen yang terpisah dapat dipotong-potong kemudian dilarutkan secara terpisah dalam pelarut yang sesuai untuk ditetapkan kadarnya dengan metode lain, misalnya spektrofotometri.

Contoh aplikasi kromatografi kertas:


Referensi : 
www.indigo.com/ science-supplies/filterpaper.
Yazid, E., 2005, Kimia Fisika Untuk Paramedis, Andi Offset, Yogyakarta.
dll

Kromatografi

Postingan kali ini aku bahas dikit tentang salah satu metode pemisahan dalam kimia, yaitu pemisahan dengan metode kromatografi.


Kimia analisis kualitatif merupakan bagian dari kimia analitik yang bertujuan dalam penyelidikan kimia atau mengidentifikasi unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat. Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang dewasa ini telah banyak digunakan. Dibandingkan dengan metode pemisahan lain seperti destilasi, kristalisasi, pengendapan, ekstraksi dan lain-lain, kromatografi jauh lebih sederhana dan memerlukan waktu yang relatif singkat serta hasil yang sensitif.


Teknik pemisahan kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh seorang botanist berkebangsaan Rusia yang bernama Mikhail Tswett pada tahun 1906. Tswett memulai percobaannya dengan memisahkan sejumlah leaf pigments seperti klorofil dan xantofil dengan mengalirkan larutan ekstrak daun tersebut ke dalam sebuah kolom gelas yang sebelumnya diisi tepung kalsium karbonat yang dibuatnya sendiri. Dia menamakan teknik ini “Chromatography”. Namun, seiring perkembangan ilmu pengetahuan, teknik ini kemudian berkembang dan digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa kimia dan tidak dihubungkan lagi dengan senyawa berwarna.

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Bila fase diam berupa zat padat yang aktif, maka dikenal istilah kromatografi penyerapan (adsorption chromatography). Bila fase diam berupa zat cair, maka teknik ini disebut kromatografi pembagian (partition chromatography).  Berdasarkan fase gerak yang digunakan, kromatografi dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu gas chromatography dan liquid chromatography.

Dalam kromatografi, komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran serap pada permukaan partikel-partikel atau terserap. Dalam suatu hal yang berhasil, solut-solut dari campuran semula akan berpindah tempat sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk membentuk sederet noda-noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna, tentu saja noda-nodanya dapat terlihat.

Keuntungan pemisahan dengan metode kromatografi dibandingkan dengan metode pemisahan lainnya adalah : 
(a) Dapat digunakan untuk sampel atau konstituen yang sangat kecil (semi mikro dan mikro) 
(b) Cukup selektif terutama untuk senyawa-senyawa organik multi komponen
(c) Proses pemisahan dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat
(d) Sering kali murah dan sederhana, karena umumnya tidak memerlukan alat mahal dan rumit.


Kromatografi cair merupakan teknik yang tepat untuk memisahkan ion atau molekul yang terlarut dalam suatu larutan. Jika larutan sampel berinteraksi dengan fase stasioner, maka molekul-molekul didalamnya berinteraksi dengan fase stasioner; namun interaksinya berbeda dikarenakan perbedaan daya serap (adsorption), pertukaran ion (ion exchange), partisi (partitioning), atau ukuran. Perbedaan ini membuat komponen terpisah satu dengan yang lain dan dapat dilihat perbedaannya dari lamanya waktu transit komponen tersebut melewati kolom. Terdapat beberapa jenis kromatografi cair, diantaranya: reverse phase chromatography, High Performance Liquid Chromatography (HPLC), size exclusion chromatography, serta supercritical fluid chromatography.

Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam. Fase diam dapat berupa zat padat yang dikenal dengan kromatografi gas padat (GSC) dan zat cair sebagai kromatografi gas-cair (GLC). Keduanya hampir sama kecuali dibedakan dalam hal cara kerjanya. Pada GSC pemisahan berdasarkan adsorpsi sedangkan GLC berdasarkan partisi.

Adapun pembagian kromatografi pada gambar berikut:


``dirangkum dari berbagai sumber``

Rumah bagi Pengidap HIV/AIDS

Postingan kali ini gue ceritain pengalaman waktu berkunjung ke Jayapura, tepatnya ke tempat penampungan buat orang-orang yang mengidap HIV/AIDS pada awal bulan Februari 2015.
Sekedar mengingatkan guys, Indonesia sejak tahun 2000 telah menjadi negara dengan kategori Concentrated level epidemic. Artinya mengalami peningkatan dari sebelumnya, low level epidemic. Nah sekarang udah 2015 guys, udah level apa yah Indonesia sekarang? Yang jelas setiap tahun jumlah pengidap HIV dan kasus kematian penderita AIDS semakin meningkat! Ini masalah? Kalo menurut gue sih yes!!
Untuk mengatasi kasus HIV/AIDS dunia termasuk Indonesia telah menempuh berbagai cara, mulai dari pencegahan, pengobatan sampai pada tahap rehabilitasi. Nah, yang mau gue bahas sekarang adalah rehabilitasi bagi pengidap HIV/AIDS.
Jadi sedih juga nih guys dengan tindakan diskriminasi yang dilakukan masyarakat terhadap penderita HIV/AIDS, padahal mengetahui diri terinfeksi HIV saja sudah menjadi beban berat, apalagi ditambah dengan sangsi sosial yang mereka terima. Jangan gitu yaah guys. J Bagaimanapun mereka adalah manusia, sahabat kita dan saudara kita. Mereka orang yang memerlukan dukungan moral dan semangat dari kita semua. Lagi pula, bukan berarti mereka yang terkena HIV/AIDS adalah orang yang bermoral buruk, bisa saja karena niat baik ingin mendonorkan darah lalu terinfeksi HIV, pasangan setia yang berhubungan dengan pasangan yang tidak setia, dan lainnya deh. Keep positive thinking aja yaahh!!

Ngomong-ngomong tentang rehabilitasi pengidap HIV/AIDS di Indonesia jumlahnya sudah cukup banyak kok guys. Di tempat ini, pengidap HIV/AIDS bukan hanya diberikan berbagai pengobatan yang dapat memperlambat kerja virus dan penyakit lain, tetapi juga akan ditumbuhkan lagi semangatnya, diperbaharui mentalnya dan ditingkatkan kualitas dirinya. Ada beberapa tempat yang gue kunjungi, namun yang paling menarik perhatian gue adalah Rumah Surya Kasih yang terletak di lingkungan Rumah Sakit Dian Harapan, Waena Jayapura. Nih, beberapa fotonya:







Suasana di rumah ini bisa dibilang nyaman, lingkungan yang asri, udara yang segar, jauh dari pemukiman penduduk dan dekat dari rumah sakit.  Pasien di rumah ini juga cukup banyak, dari anak-anak hingga orang dewasa. Aktivitas penghuni rumah ini pun cukup beragam, beberapa dari mereka tampak sangat normal, kecuali beberapa lainnya yang tampak kurus karena penyakit lain yang mereka derita. Mereka berbaur dengan sesama pasien, perawat, maupun orang lain seperti kami. J Perawat yang bekerja di rumah ini juga sangat ramah terhadap pasien dan pengunjung. Saya jadi terharu membayangkan pekerjaan mereka, kebanyakan dari mereka adalah relawan, mereka mengabdikan diri dan ilmu mereka untuk menolong pasien-pasien pengidap HIV. Mereka mencurahkan waktu dan tenaganya untuk menolong. Bagi saya, merekalah pahlawan saat ini. J Tawa yang muncul dari wajah mereka benar-benar tanpa beban, begitu mengharukan, karena saya menyadari mereka telah menjadi orang yang diasingkan di daerah asalnya, diasingkan bahkan dari keluarganya. Di tempat inilah, para perawat dan saya sebagai pengunjung berharap mereka memiliki keluarga baru, rumah baru dan kebahagiaan baru, berharap mereka dapat menatap hidup yang lebih baik, memaafkan diri sendiri dan orang-orang yang mengasingkan mereka. Menyadari bahwa hidup harus berlanjut, apaun yang terjadi. Ingat bahwa Allah itu dekat, Ia Maha Baik, Maha Bijaksana. J

Oh iya guys, rumah kasih ini menerima pasien untuk segala kondisi, tak peduli akut atau sehat, laki-laki atau perempuan, anak-anak atau dewasa, orang kaya atau miskin, dan bahkan agama apapun. Memang mayoritas penghuni rumah ini beragama Katolik dan setiap minggu mereka mengdakan ibadah dan kedatangan tamu dari tempat ibadahnya. Namun, mereka tetap menerima kedatangan kami yang beragama Islam. J

So, guys sekian dulu postingan gue kali ini.
Insya Allah mengunjungi tempat ini memberikan pengetahuan baru, menambah kepekaan sosial dan lebih membuka mata kami, termasuk kalian yang sempat membaca tulisan ini. J



Barisan kicau hati

Sadarlah ....

Sadarlah, duhai hati yang kelam
Tak ada yang bisa kau harapkan
Ketika kau sendiri tak bisa diharapkan
Tak ada yang pantas kau terima
Ketika kau tak pernah memberi

Sadarlah, duhai jiwa yang rapuh
Apa yang membuatmu begitu sombong
Angkuh, bahkan untuk menyadari
Bukan kah kau telah terjerumus jauh?
Begitu tega kah kau, bahkan pada dirimu sendiri

Sadarlah, duhai jiwa yang serakah
Masih pantaskah kau meminta?
Sedangkan lalai adalah kebiasaanmu
Belum cukupkah semua itu?

Sadarlah, duhai hati yang rombeng
Bukan nikmat Tuhan yang tak banyak
hanya kau saja yang terlalu lusuh
sehingga semua berasa kurang

Sadarlah, duhai hati dan jiwa yang lemah
Berapa banyak berkah yang telah kau terima
Sudah banyakkah syukur yang kau panjatkan?
Siapkah kau kembali padaNya?

Sadarlah sahabatku,
Yang hatinya mulai gelap
Yang jiwanya menjadi compang-camping
Sadarlah diriku..


Ya Allah, sadarkan aku..

Rabu, 18 Februari 2015

PROTEKSI TERHADAP HIV/AIDS

Guys, postingan kali ini gue bahas dikit mengenai HIV/AIDS.. Ngeri yahh? Tapi sesuai slogan-slogan kesehatan itu, AKU BANGGA AKU TAHU, so gue share biar nambah pengetahuan, sekaligus untuk memproteksi diri kita dan orang-orang yang kita cintai.. aamiin ya Allah J
Sekedar mengingatkan guys, saat ini penyebaran HIV banyak terjadi di antara anak muda, pekerja dan eksekutif muda. Kasus HIV di kota-kota besar juga terus mengalami peningkatan. Padahal sampe sekarang belum ada obat untuk melawan virus ini, alias belum bisa disembuhkan!! Namun, pasien HIV/AIDS nggak dibiarin gitu aja kok, obat-obat tetap diberikan untuk menolong penderita AIDS mengurangi sakitnya, dan memperlambat penyebaran virus.
Ingat guys!! HIV/AIDS tidak dapat disembuhakan, jadi agar bisa terbebas dari penyakit ini kita hanya bisa MENCEGAH, tidak ada istilah mengobati!

Nah, untuk proteksi diri dari HIV/AIDS tentu harus tahu dong apa itu HIV/AIDS!

HIV (Human Immunodeficiency Virus) berarti virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Virus HIV tidak jauh berbeda dengan virus-virus lain pada umunya, baik pola hidup maupun perkembangannya. Seperti virus influenza, polio dan sebagainya.  Namun, sasaran dari virus ini adalah kekebalan tubuh, sehingga akan melemahkan sistem kekebalan tubuh dan seiring berjalannya waktu, sistem kekebalan ini akan semakin berkurang. Sehingga, seseorang semakin mudah terserang berbagai penyakit lain yang dapat berujung pada kematian. Jadi, seseorang yang terkena HIV/AIDS BUKAN meninggal karena virus ini, tetapi karena penyakit lain yang tidak dapat dilawan oleh sistem kekebalan tubuh penderita. Semakin lama virus ini berada di dalam tubuh manusia, semakin banyak daya tahan tubuh yang hilang, sehingga pasien menjadi rentan terhadap segala penyakit. Kondisi pasien yang seperti ini disebut AIDS.
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kondisi kritis seseorang yang terinveksi HIV. Hal ini terjadi jika sistem kekebalan tubuh seseorang sudah sangat lemah, sehingga penderitanya menjadi sangat rentan terhadap semua jenis infeksi bakteri, jamur, virus maupun kanker. Beberapa infeksi yang sering ditemukan pada pengidap HIV dan Penderita AIDS, yaitu:

Tuberculosis (merusak paru-paru), Salmonellosis (penyebab diare yang parah, rasa sakit luar biasa pada perut dan sering muntah). Candidiasis (jamur yang umumnya ditemukan pada pengidap HIV yang menyebabkan bercak pada kulit dan mulut disertai dengan rasa membakar yang menyakitkan). Cyptomegalovirus (merupakan virus herpes yang merusak mata, pencernaan, paru-paru dan berbagai organ lainnya). Toxoplasmosis (bakteri yang dapat menyebabkan kematian, berasal dari kotoran hewan seperti kucing). Crytococcal meningitis (menyebabkan rasa terbakar pada selaput dan cairan di sekitar otak dan spinal cord). Crytospordiosis (menyebabkan diare kronis, berasal dari usus binatang dan tumbuh pada usus penderita AIDS). Kopossi’s sarcoma (tumor pada dinding saluran darah yang mengakibatkan kerusakan berbagai organ). Lymphomas (menyebabkan kanker sel darah putih ataupun beberapa kelenjar, sehingga disekujur tubuh terdapat benjolan-benjolan).
Infeksi-infeksi ini terjadi jika kekebalan tubuh pengidap HIV sudah sangat lemah (AIDS).

HIV adalah virus yang menyebar di dalam cairan tubuh manusia. Ingat !! Virus ini HANYA dapat hidup dan ditularkan oleh manusia melalui cairan tubuhnya. Sampai saat ini diketahui 3 cairan yang rawan membawa HIV, yaitu darah, ASI (Air Susu Ibu), dan cairan kelamin. Diseluruh dunia termasuk di Indonesia, cairan kelamin merupakan penyebab penularan HIV terbesar, kemudian darah dan ASI.

Penularan melewati cairan kelamin disebabkan karena perilaku SEX BEBAS. Pada tahun 2011, di Indonesia sekitar 51,3 % penyebaran HIV terjadi karena hubungan sex bebas. Angka ini semakin lama semakin meningkat khususnya di kalangan anak muda dan pekerja. So guys, JANGAN SEX BEBAS !! J

Perlu diketahui, pengidap HIV pada umumnya terlihat baik-baik saja dan seperti orang sehat lainnya. Seseorang yang mengidap HIV tidak dapat dibedakan secara kasat mata. Butuh waktu berbulan-bulan, bertahun-tahun bahkan dapat mencapai 10 tahun untuk seseorang yang tertular HIV mengalami gejala yang sebenarnya. Guys, coba bayangkan kalau pasangan kita yang tampak sangat sehat, bugar, sexy, bohai, kekar itu ternyata mengidap HIV? Apakah kalian bisa memastikan mereka tidak tertular hanya karena penampilan luarnya itu? Tentu tidak !! Yakin lah jika ia sudah melakukan tes HIV dan hasilnya negatif. J Tapi guys, kalaupun kita dan pasangan dinyatakan negatif terhadap tes HIV, jangan juga melakukan sex bebas.. alasannya? Jangan saja, cukup bersabar sampai halal, sampai sah. Jangan mau digratisin guys !! J

Lagi pula guys, yakin kalo pasangannya setia, masa lalunya? Seseorang yang baru saja terkena HIV sangat mungkin untuk memberikan hasil tes negatif. HIV tidak terdeteksi, bahkan sampai 6 bulan kedepan, namun selama kurun waktu tersebut ia SUDAH DAPAT MENULARKAN HIV ke orang lain tanpa ada gejala yang nampak.

Penggunaan narkoba juga memiliki resiko untuk menularkan HIV, khususnya penggunaan jarum suntik yang berulang-ulang dengan sesama pemakai. Ketika seseorang sedang sakaw, apakah pemakai narkoba akan berpikir jernih? Mengganti jarum suntik dengan jarum baru ketika sedang fly? Aku sih yakin NO!

Selain dua kebiasaan ini (sex bebas dan narkoba), HIV juga bisa menular melalui ASI, transfusi darah yang tidak steril serta tato dan tindik. Untuk kasus ini, diperlukan ketelitian dan proteksi penuh dari kita. Pastikan darah, jarum, alat tato dan tindik berada dalam keadaan steril atau baru. Seorang wanita hamil pengidap HIV memiliki kemungkinan untuk menularkan HIV terhadap bayinya, yaitu melalui ASI yang diberikan ketika bayi tersebut sudah lahir.


Jelas sudah kan guys? Yang diperlukan adalah mencegah, proteksi diri kita dan orang-orang yang kita sayang adalah cara terbaik untuk terhindar dari HIV/AIDS. Namun, jangan terlalu berlebihan ataupun parno yah guys, bagaimanapun pengidap HIV adalah manusia yang butuh semangat dan dukungan dari kerabat ataupun keluarganya. Ingat !!! HIV hanya menular melalui cairan tubuh, dan tidak semua cairan tubuh dapat membawa HIV. Buang jauh-jauh mitos dan kepercayaan yang mengatakan HIV dapat menular melalui keringat, saliva/liur, bersin atau batuk, menggunakan wc yang sama, makan dengan alat makan yang sama, berenang bersama, gigitan nyamuk ataupun serangga yang sama, dll. HIV bukan virus yang hidup di udara, air, kotoran maupun air seni. Sehingga, hubungan sosial yang normal dengan pengidap HIV tidak membuat kita tertular HIV.